Trebuchet diperkirakan pertama kali ditemukan oleh orang-orang China pada pertengahan abad 5-3 sebelum masehi. Walaupun begitu, tipe trebuchet yang dibuat oleh orang-orang China tersebut mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan yang digunakan oleh bangsa-bangsa Eropa. Trebuchet China menggunakan prinsip traksi sementara bangsa Eropa menggunakan prinsip counterweight.
Secara mekanika, prinsip kerja dari Trebuchet ini sangatlah sederhana, yaitu ‘mengumpulkan’ energi banyak-banyak, untuk kemudian dilepas secara sekaligus.
Bagian-bagian utama sebuah Trebuchet dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
(1) Frame, bagian ini berfungsi untuk menyangga semua peralatan yang ada di atasnya. Struktur ini biasanya terbuat dari kayu. Logikanya, dengan engineering yang cukup baik pada jamannya, struktur ini harus seringan mungkin dapat dipindahkan/di-bongkar pasang dengan relatif mudah, namun juga cukup kuat untuk menanggung beban-beban yang terjadi pada saat pengoperasiannya.
(2) Long (lever) arm, bagian yang berfungsi untuk sebagai lengan lempar. Logikanya, bagian ini juga harus dibuat seringan mungkin agar dapat mengoptimalkan energi yang telah ‘disimpan’ oleh bagian nomor (3). Hal ini akan diterangkan lebih mendalam nanti.
(3) Counterweight, bagian yang digunakan untuk ‘menyimpan’ energi sebagai penggerak keseluruhan sistem.
(4) Sling, bagian yang berfungsi untuk memperbesar efek percepatan yang didapatkan dari putaran lever arm.
(5) Winch, bagian yang berfungsi untuk menarik lever arm kembali ke posisi awal untuk reload, juga berfungsi sebagai mekanisme pemicu dan pengunci (trigger and lock)
(6) Projectile, benda yang akan dilempar. Biasanya diletakan dalam sebuah kantong kulit.
Cara kerja sebuah Trebuchet
Gambar di atas merupakan gambar trebuchet yang masih belum siap pakai. Untuk menembakkan projectile maka Trebuchet tersebut harus di’kokang’ dulu, yaitu dengan cara menarik (2) menggunakan (5). Dengan melakukan ini, maka energi telah ‘dikumpulkan’ dengan cara mengangkat (3) ke posisi atas. Setelah semua disiapkan, projectile sudah ditempatnya, maka Trebuchet siap ditembakkan. Ketika pemicu dibuka, (3) akan bergerak turun mengikuti hukum gravitasi sementara (2) akan naik dengan kecepatan yang lebih tinggi (pada ujung batang, karena radius yang berbeda dengan counterweight) dan akan memberikan efek ‘mencambuk’ pada (4). Hasil energi rotasi dan cambukan inilah yang digunakan untuk melempar projectile ke target yang diinginkan.
Sebuah Trebuchet atau trebucket adalah mesin siege yang digunakan pada Abad Pertengahan untuk menghancurkan benteng/dinding pertahanan ataupun untuk menembakkan proyektil ke atasnya. Senjata ini kadang-kadang disebut "counterweight trebuchet" atau "counterpoise trebuchet" untuk membedakannya dari senjata sebelumnya yang disebut dengan "traction trebuchet", versi asli dengan menggunakan tenaga tarik manusia, bukan “beban pengimbang”.
Trebuchet pengimbang muncul di tanah Kristen dan Muslim di daerah Mediterania di abad ke-12. Dia mampu melemparkan proyektil hingga seberat 350 pound (140 kg) pada kecepatan tinggi ke arah fortifikasi musuh. Kadang-kadang, senjata ini digunakan untuk melemparkan mayat berpenyakit ke arah musuh agar musuh tertular dan ketakutan, ini adalah suatu bentuk senjata biologi di abad pertengahan. “Traction trebuchets” muncul di Cina pada sekitar abad ke-4 SM dan di Eropa pada abad ke-6 Masehi, dan tidak menjadi usang sampai abad ke-16, setelah dikenalkannya mesiu. Trebuchets jauh lebih akurat dari pada catapults abad pertengahan.
Benda dan jarak yang dapat dilemparkan oleh Trebuchet ini sangatlah bervariasi bergantung dari ukuran Trebuchet itu sendiri. Menarik sekali, bagaimana orang-orang dahulu kala yang belum mempunyai ilmu fisika/mekanika yang mendalam bisa menciptakan barang-barang seperti ini. [sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar