Para ilmuwan masih memiliki beberapa pendapat berbeda mengenai penyebab matahari terbit 48 jam lebih awal di Kota Ilulissat, Greendland, di sebuah kota yang hanya mengalami matahari terbit satu kali saja dalam setahun.
Tahun ini, matahari terbit pada Selasa (11/1) pukul 13 waktu setempat, 48 jam lebih awal dari biasanya. Fenomena terbit awal ini baru pertama kali terjadi karena matahari biasanya terlihat oleh penduduk kota itu pada tanggal 13 Januari setiap tahunnya.
Para ilmuwan masih berbeda pendapat mengenai fenomena ini. Beberapa penjelasan hipotetik coba diungkapkan, termasuk soal ilusi yang disebabkan efek atmosfer dan pemanasan global yang telah menyebabkan mencairnya lapisan es di Greenland.
Thomas Posch, ilmuwan dari Institute for Astronomy, University of Vienna, mengatakan bahwa fenomena itu bisa terjadi karena adanya perubahan cakrawala setempat. Teorinya itu berdasarkan data penurunan lapisan es di Greenland yang terjadi secara bertahap. Dengan lapisan es yang semakin tipis, ketinggian Greenland pun berkurang sehingga matahari melalui jarak lebih pendek sebelum muncul di cakrawala.
Akan tetapi Wolfgang Lenhardt, direktur departemen geofisika di Central Institute for Meteorology Vienna menyangkal teori tersebut. Soalnya menurut dia, tatanan bintang-bintang tidak berubah. "Data rotasi dan sumbu bumi yang dipantau dengan cermat secara terus-menerus juga tidak menunjukkan perubahan apa pun. Jika itu terjadi, tentu seluruh dunia sudah geger," katanya seperti dikutip Daily Mail.
John Walsh, Profesor Ilmu Atmosfer Universitas Alaska Fairbanks sependapat dengan Lenhardt. "Singkatnya, tidak ada perubahan yang benar-benar terjadi pada peristiwa terbitnya matahari di Greenland karena hal tersebut memerlukan perubahan parameter orbit bumi-matahari," tegasnya kepada LiveScience.
Informasi pengamatan yang akurat terhadap fenomena ini masih sangat diperlukan. Karena tanpanya, kata profesor Richard Alley dari Universitas Pennsylvania, sulit untuk menentukan penyebab fenomena matahari yang terbit lebih dini tersebut.
Di Kutub Utara, matahari hanya terbit sekali dalam setahun. Terbitnya matahari sekaligus menandai dimulainya musim semi. Sementara kota Ilulissat terletak sekitar 3 derajat sebelah utara, persis di atas Lingkaran Kutub Utara sehingga penduduk kota itu tidak mendapatkan sinar matahari sepanjang pertengahan musim dingin. [sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar