Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah pada Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta Aulia Sani mengatakan efek psikoaktif nikotin yang sangat kuat membuat para perokok sulit menghentikan kebiasaan mereka menghisap rokok.
“Efek psikoaktif yang ditimbulkan nikotin 5-10 kali lebih kuat dari kokain dan morfin,” katanya pada acara peluncuran kampanye berhenti merokok “Break Free” di Jakarta.
Ia menjelaskan, reseptor pada otak yang menerima nikotin akan melepaskan dopamin yang memberikan rasa nyaman sementara. Kehilangan rasa nyaman akan saat kadar nikotin menurun menimbulkan keinginan kembali untuk merokok. “Dan kebutuhan ini makin lama makin besar,” katanya.
Faktor yang lainnya, kata dia, adalah kemudahan mendapatkan rokok dan gangguan-gangguan yang muncul saat seseorang berhenti merokok. Menurut dia orang yang berhenti merokok akan mengalami gejala ketagihan seperti insomnia atau gangguan tidur, rasa frustasi dan marah, gangguan kecemasan, kesulitan berkonsentrasi dan depresi. “Nafsu makan biasanya juga jadi meningkat, ini membuat sebagian orang kembali merokok karena khawatir berat badan meningkat setelah berhenti merokok,” katanya.