Rabu, Desember 29, 2010

Kembalinya Sabda Palon Naya Genggong

siapakah sabda palon naya genggong itu ? ialah 2 penasehat kerajaan brawijaya 5.
SABDA PALON dan NAYA GENGGONG.

Sabdapalon adalah pandita dan penasehat Brawijaya V, penguasa kuat terakhir yang beragama Hindhu dari kerajaan Majapahit di Jawa. Bagian mitologi Jawa keberadaan Sabda Palon dipercaya mbaureksa kekuasaan di Jawa (Nusantara). Sabda Palon diyakini merupakan penjelmaan derivatif Hyang Ismaya (Semar) yang memiliki kewajiban menjadi pamomong semua penguasa (manusia) di Jawa (Nusantara). Sabdo Palon atau Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Sedangkan dalam filosofi Jawa Semar disebut juga Badranaya dari gabungan kata Badra:Membangun sarana dari dasar dan Naya=Nayaka :Utusan yang kira-kira bila diterjemahkan berarti “Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Tuhan demi kesejahteraan manusia.

Mari kita renungkan sesaat tentang kejadian muntahnya lahar gunung Merapi tahun lalu dimana untuk pertama kalinya ditetapkan tingkat statusnya menjadi yang tertinggi : “Awas Merapi”. Saat kejadian malam itu lahar merapi keluar bergerak ke arah “Barat Daya”. Pada hari itu tanggal 13 Mei 2006 adalah malam bulan purnama bertepatan dengan Hari Raya Waisyak (Budha) dan Hari Raya Kuningan (Hindu). Secara hakekat nama “Sabdo Palon Noyo Genggong” adalah simbol dua satuan yang menyatu, yaitu : Hindu – Budha (Syiwa Budha).
Di dalam Islam dua satuan ini dilambangkan dengan dua kalimat Syahadat. Apabila angka tanggal, bulan dan tahun dijumlahkan maka : 1 + 3 + 5 + 2 + 6 = 17 (1+7 = 8 ). Angka 17 kita kenal merupakan angka keramat. 17 merupakan jumlah raka’at sholat lima waktu di dalam syari’at Islam. 17 juga merupakan lambang hakekat dari “bumi sap pitu” dan “langit sap pitu” yang berasal dari Tuhan YME. Sedangkan angka 8 merupakan lambang delapan penjuru mata angin. Di Bali hal ini dilambangkan dengan apa yang kita kenal dengan “Sad Kahyangan Jagad”. Artinya dalam kejadian ini delapan kekuatan dewa-dewa menyatu, menyambut dan menghantarkan Sang Hyang Ismoyo (Sabdo Palon) untuk turun ke bumi. Di dalam kawruh Jawa, Sang Hyang Ismoyo adalah sosok dewa yang dihormati oleh seluruh dewa-dewa. Dan gunung Merapi di sini melambangkan hakekat tempat atau sarana turunnya dewa ke bumi (menitis). [Reusi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...