Port-au-Prince, Haiti, Dukun Voodoo biasanya sangat ditakuti karena punya ilmu sihir. Namun gara-gara wabah Kolera di Haiti, dukun Voodoo justru ketakutan lantaran diburu untuk dipenggal karena dianggap sebagai biang keladi wabah kolera.
Sebagian warga meyakini, wabah kolera muncul akibat ulah para dukun yang menaburkan serbuk berisi mantra tertentu. Mantra jahat itu kemudian memunculkan penyakit mematikan yang di abad-abad sebelumnya sangat jarang mewabah di Haiti.
Sejak kolera mewabah di Haiti pada Oktober 2010, nasib dukun Voodoo selalu dikejar-kejar. Dalam beberapa bulan ini dilaporkan tak kurang dari 45 dukun pria (manbo) maupun wanita (houngan) telah dibunuh dengan cara yang sadis yakni dipenggal dan dimutilasi.
Khawatir pembantaian para dukun akan berlanjut, Max Beauvoir yang merupakan pimpinan tertinggi dukun Voodoo meminta perlindungan kepada pemerintah setempat. Ia mendesak pemerintah makin giat mengkampanyekan hidup bersih dalam kaitannya dengan penanganan wabah tersebut.
"Beberapa warga menuduh para dukun memakai kekuatan sihir untuk memunculkan wabah kolera. Kami menuntut pemerintah bertanggung jawab," ungkap Beauvoir seperti dilansir dari Reuters, Senin (27/12/2010).
Korban tewas akibat kolera sendiri telah mencapai 2.500 orang di seluruh Haiti, tersebar di 10 provinsi yang terdampak. Penyebaran Vibrio cholerae, bakteri penyebab kolera terjadi dengan sangat cepat lewat air dan makanan yang telah tercemar.
Korban yang terinfeksi bakteri tersebut bisa tewas hanya dalam beberapa jam jika tidak tertangani. Namun sebaliknya, sesungguhnya korban sangat mungkin untuk diselamatkan jika mendapat pertolongan berupa rehidrasi atau pengganti cairan tubuh yang hilang.
Sulitnya mengerem laju peningkatan jumlah korban tewas adalah kurangnya pengetahuan warga tentang wabah ini. Seperti diketahui, Haiti termasuk salah satu daerah dengan sanitasi terburuk di wilayah Karibia.
Selain dukun, tersangka lain yang juga dituding sebagai kambing hitam wabah kolera di Haiti adalah pasukan penjaga perdamaian PBB. Meski belum terbukti, sebuah laporan menunjukkan bakteri itu dibawa oleh para tentara dari Nepal yang mendirikan kamp di sekitar sungai.
Dilansir dari Medicine.net, kolera memang mirip dengan diare hanya saja tingkat keparahannya lebih tinggi atau diare akut. Tanda-tanda kolera paling umum adalah diare (buang-buang air berupa cairan) yang terus menerus, muntah dan kram kaki.
Seseorang bisa terkena kolera karena minum air atau makan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri kolera. Ketika terjadi wabah kolera biasanya sumber kontaminasi dari kotoran (feses) orang yang terinfeksi kolera yang lalu kotoran tersebut mencemari air yang digunakan untuk makanan.
Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah yang tidak punya sistem pengelohan limbah limbah dan air minum yang memadai. Orang tidak akan terkena kolera jika hanya bersentuhan dengan penderita. [blackkiba]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar