Di daerah Gunung Kelud juga terdapat jalan misterius yang sepertinya menentang gravitasi. Bayangkan dengan perlahan meletakkan sebuah botol kosong di atas tanah, hanya untuk mengamatinya menggelinding menaiki bukit; atau parkir pada suatu bidang yang sedikit miring—pada suatu sudut yang nampaknya sungguh tidak semestinya untuk sebuah tempat parkir—hanya untuk melihat mobil yang menggelinding pada arah yang menentang gravitasi dengan cara yang tidak dapat dijelaskan. Tidak diragukan lagi Anda dihadapkan pada fenomena yang sangat aneh.
Jalan tersebut menarik perhatian kita karena memperlihatkan sifat anti gravitasi. Pada tempat ini, secara aneh, semua benda terlihat menentang hukum fisika. Bagaimana bukit ini menunjukkan reaksi anti gravitasi? Cukup menaruh sebuah kaleng, sebuah botol atau benda apapun yang berbentuk bola pada tanah pada tempat-tempat yang misterius ini. Anda dapat duduk kembali dan mengamatinya secara perlahan dan secara terus menerus benda itu naik sampai ke puncak. Rupanya fenomena yang tidak dapat dijelaskan ini dapat ditemukan bahkan lebih sering ketika seseorang memarkir sebuah mobil pada tempat-tempat seperti itu dan kemudian mendapatkan kendaraannya secara misterius menggelinding jauh. Bahkan air di selokan-selokan sepanjang jalan ini terlihat mengalir pada arah yang salah.
Sebagian orang menyatakan bahwa mulanya beberapa jalan aneh ini ditemukan pada daerah yang mengalami penyimpangan gravitasi atau adanya suatu gaya tarik magnet yang luar biasa yang dihasilkan oleh banyaknya material besi dekat gunung berapi. Namun sering kali dipertanyakan, benda-benda yang tertarik itu pada umumnya adalah kebal terhadap gaya tarik magnet (seperti bola karet, botol gelas, dan seterusnya). Tentu saja ada orang lain yang mengajukan suatu penjelasan yang lebih supranatural. Penduduk lokal sering mengambil keuntungan terhadap tempat-tempat aneh ini, sering kali dimanfaatkan untuk membujuk para turis, berharap mereka mudah jadi korban dari legenda setempat. Selain dari gejala yang nampaknya aneh itu, lereng gaib ini (atau setidaknya sebagian besar darinya) memiliki penjelasan yang lebih banyak berhubungan dengan tanah dibandingkan dengan magnet bawah tanah atau hantu-hantu nakal.
Sering kali lokasi yang ditemukan ini hanyalah merupakan penglihatan yang menyesatkan (itu adalah garis horison semu dan tatanan disekeliling daerah itu yang dapat membuat “lereng gaib” tampak menjadi lebih miring dibandingkan dengan keberadaan sebenarnya). Sehingga menyebabkan orang yang lewat terilusi bahwa bukit itu naik, walaupun kenyataannya turun. Tempat “gaib” ini sering kali memperlihatkan suatu kemiringan yang menipu indera penglihatan tetapi dapat dijelaskan secara rasional dengan menggunakan sebuah alat ukur kehorisontalan (yang disebut water pass oleh para pekerja bangunan). Dalam ilusi ini, benda yang kelihatannya menggelinding “naik ke bukit” pasti mengikuti hukum-hukum yang dikenal pada ilmu fisika, seperti gelembung keseimbangan (di posisi tengah, tidak cenderung ke salah satu sisi) yang ditampakkan dari sebuah alat pengukur kehorisontalan (water pass). Namun sepertinya mata kita masih terus menipu kita bahkan setelah bukti ini telah ditunjukkan, sebagian orang masih bertanya apakah gelembung alat itu sendiri mungkin diatur oleh kemurahan hati kekuatan gaib.
Kajian Secara Ilmiah Tentang Fenomena Tersebut
Masih inget ngga gejala daya gaya tarik bumi akibat bentuk lekuk bumi serta adanya densitas tinggi yang menjadi sumber daya tarik ? Gejala itu mengakibatkan permukaan air laut tidak merata di bumi ini.
Mobil bergerak naik tanpa mesin.
Tentunya salah satu yang menarik disini adalah apakah ada gaya tarik bumi atau magnet yang menarik mobil sehingga ada yang mengatakan dan menyatakan bahwa badan mobil dapat naik keatas tanpa mesin ? Gejala ini banyak yang diakui pernah diamati dibanyak tempat. Ada yang bilang ada di Arab, tapi saya belum pernah melihatnya. Juga ada yang ada di Gunung Kelud Jawa Timur yang bahkan hingga menarik minat MIPA Geofisika ITS untuk membuktikannya.
Saya tertarik dengan yang telah diteliti oleh kawan-kawan saya Pak Seno (Dosen Geofisika) dan Pak Amin (Dosen Teknik Sipil) dari ITS, karena beliau berdua menyatakan misteri mobil berjalan naik di Gunung Kelud tidak terbukti adanya gaya magnet sehingga mobil berjalan keatas. Bahkan Pak Amien pernah menyatakan jalan itu justru miring 5% menurun sesuai arah pergerakan mobil. Pak Amien-pun menyatakan Jalan Misteri di Gunung Kelud Ternyata Hanya Ilusi.
Ilusi
Ketika mobil berjalan pada tempat yang datar, maka yang dilihat oleh mata kita adalah pohon-pohon yang ada di kiri kanan jalan. Secara logika sederhana, dan sudah otomatis di otak bahwa pohon ini akan berdiri tegak ke atas. Begitu juga ketika jalanan menurun, maka pohon ini akan tetap terlihat tegak vertikal keatas.
Gambar disebelah ini memperlihatkan secara normal bahwa mobil dengan mesin menyala berjalan sesuai dengan arah dan pohon berdiri vertikal sebagai acuan mata untuk melihat mana atas dan bawah.
Bagaimana mungkin kita berilusi ketika berada dalam kendaraan (mobil) ?
Ketika jalan itu miring sedangkan pohon yang sering kita pergunakan sebagai “acuan vertikal” juga miring maka yang terjadi seperti dalam gambar disebelah ini. Klick gambarnya untuk memperbesar. Sebanrany amobil ini mundur sendiri ketika mesin dimatikan. Arah kemiringan jalan sebenarnya ke arah kanan (sebelah kanan rendah), namun pepohonan ini miring dengan arah yang berlawanan dengan kemiringan jalan. Sehingga pikiran kita “tertipu” oleh mata kita yang seolah-olah melihat kemiringan jalan kearah kiri. Logika kita menyatakan seperti gambar normal diatas.
Pada ruas-ruasa jalan tertentu gejala ini akan lebih mudah menipu mata kita apalagi kalau kita sedang pada sebuah tempat atau jalan panjang yang secara naik (menanjak) tetapi ada ruas kecil menurun seperti dibawah ini. ketika mobil pada posisi di ruas jalan yang menurun ini akan terasa seolah-olah mobil tetap menanjak karena kemiringan jalan sangat landai dan pepohonan menipu persepsi otak.
Nah inilah yang lebih menarik melihat gejala tipuan yang dibuat oleh alam. Bagaimana mungkin pohon dapat meliuk-liuk. Pohon akan selalu menuju matahari, begitu kata ahli perpohonan (biologist).
Soil Creep atau Rayapan Tanah
Gejala rayapan tanah ini sering ditandai dengan bentuk pohon yang miring atau bahkan melengkung. Profil tanahnya akan terlihat melengkung pada bagian permukaan. Pelengkungan tanah bagian atas (soil) ini terjadi karena proses pemanasan (pemuaian) dan pendinginan (penyusutan) yang terjadi secara berulang-ulang.
Secara sederhana dapat digambarkan seperti ini
Pada waktu siang hari tanah mengambang karena panas. Maka permukaan tanah miring ini akan memuai mengikuti garis 1→ 2. Yaitu tegak lurus dari bidang permukaan.
Pada waktu malam hari terjadi pengurangan suhu atau pendinginan tanah. Pendinginan ini tidak lagi kembali dari titik 2 kelokasi semula (1) , tetapi yang terjadi adalah penurunan dari titik 2 → 3 secara vertikal karena mengikuti gravitasi bumi.
Proses ini mengakibatkan adanya resultan perubahan posisi dari titik-titik permukaan. Karena proses ini berulang-ulang siang malam, juga musim panas dan musim dingin, maka permukaan tanah itu menjadi terlihat melengkung.
Pelengkungan in akan mempengaruhi pepohonan juga tiang-tiang listrik yang terpancang dipermukaan tanah ini.
Jadi sekarang kalau kamu sudah mampu melihat ada gejala tanah melengkung atau pohon melengkung. Kita perlu hati-hati dan perlu mengamati lingkungan terutama pada tanah yang miring. Perlu diamati apakah disitu terjadi proses perayapan tanah yang dapat membahayakan. Pelengkungan pohon ini dapat juga disebabkan oleh proses sliding (landslide). [sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar