Minggu, Agustus 08, 2010
Dosa Mengasingkan dan Menghalangi Kita Dari Allah
Masalah paling utama kita di hadapan Allah ialah, bahwa manusia menghadapi satu dilema yang amat sulit, dan dilema ini adalah: Dosa mengasingkan kita dari nikmat hadirat Allah dan semua berkat yang mengiringi perhubungan ini. Prinsip ini membuat kita mengakui bahwa kita orang berdosa dan kita semua mengalami akibatnya yang dahsyat.
Ada banyak aspek utama yang dapat membantu kita untuk melakukan diskusi yang mendalam dan berarti. Tetapi haruslah bermula dengan isu-isu mendasar. Titik permulaannya adalah sebuah “khabar buruk.” Walaupun kita mahu menikmati cahaya Allah, kita menemui dengan satu masalah besar yang menghalang kita untuk mendapatkanya. Masalah ini ialah masalah dosa. Itulah khabar buruk yang saya maksudkan. Ada banyak petikan dalam Alkitab dan Al-Quran yang memberi kesedaran tentang dilema dosa ini.
Taurat
Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
(Yesaya 59:2)
Zabur
Seandainya ada niat jahat di dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mahu mendengar.
(Mazmur 66:18)
Injil
Jika kita berkata bahawa kita tidak berdosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam kita.
(1 Yohanes 1:10)
Al-Quran
Ya, barangsiapa mengerjakan kejahatan dan telah meliputi kesalahan itu, maka mereka itu penuhi neraka, sedang mereka kekal di dalamnya.
(Surah Al-Baqarah 2:81)
Ayat dari Al-Quran ini mempunyai maksud yang sama dengan ayat dari Injil yang berbunyi, “Upah dosa adalah maut” (Injil, Roma 6:23). Apabila kita berdosa kita menerima “upahnya” yang sesuai dengan akibat-akibat buruknya yang akan mengikuti. Surah Al-Baqarah 2:81 berkata bahwa orang berdosa dikelilingi dan dikuasai oleh dosa-dosanya. Jadi dia akan masuk ke neraka. Manusia diciptakan untuk menghayati perhubungan yang kekal serta akrab bersama Allah. Tetapi manusia dengan keras kepalanya telah memutus untuk meninggalkan Allah dan mengikut jalannya sendiri. Alkitab memanggil ini sebagaipemberontakan, penolakan, serta beberapa nama-nama lain termasuk dosa, ketidaksetiaan dan melanggar hukum Allah.
Apakah perbedaan di antara pemberontakan aktif dan penolakan pasif terhadap Allah? Mengapa, mengikut pendapat anda, penolakan pasif juga dikira sebagai dosa? Menurut pendapat anda mana yang lebih biasa: pemberontakan aktif atau penolakan pasif terhadap Allah? Ini adalah soalan-soalan yang bagus bagi kita memikirkan. Tetapi hakikat paling utama ialah kesedaran akan adanya Dosa serta akibat-akibat Dosa seperti terurai di atas.
Dosa ini bukan hanya berita buruk – ia adalah berita yang paling buruk. Mengapa? Karena dosa mengasingkan kita daripada Allah. Akibat pengasingan ini, kita dikuasai perasaan-perasaan seperti takut, kehampaan, kekosongan, serba-salah, hilang arah tujuan, tidak damai dan gelisah. Jika kita mengejar dosa secara aktif, ini menunjukkan kita sudah dikuasainya, bahwa kita sedang mengejar tabiat-tabiat yang memusnahkan kita, yang merupakan tanda bahwa kita sudah dijangkiti penyakit. Tetapi ada juga di antara kita yang menolak jalan Allah, dengan cara ini kita telah mengangkat diri kita sebagai Allah, contohnya sebagai penentu dalam apa yang betul dan salah.
Kebanyakan orang coba berdalih tentang dosa. Mereka lebih senang berfikir bahwa dosa mereka itu hanya satu kesalahan atau kesilapan. Banyak orang tidak percaya manusia itu berdosa, tetapi menganggap manusia pada umunya adalah baik. Jika ini pandangan anda, saya berharap ayat-ayat firman Tuhan yang telah tertera disini serta keterangan yang telah diberi setakat ini akan mencabar fahaman kamu.
Jika anda setuju bahwa manusia akan dihukum sesuai dengan dosa yang telah mereka lakukan, ayat-ayat berikut mungkin tidak perlu dibaca. Walaupun begitu adalah baik anda mengambil sedikit masa untuk memerhatikan apa yang tertulis dalam kitab-kitab suci Allah tentang hakikat ini.
Taurat
Apabila mereka berdosa kepadaMu – karena tidak ada manusia yang tidak berdosa – dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat.
(1 Raja-Raja 8:46)
Zabur
Sebab aku sendiri sedar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.”
(Mazmur 51:5)
Injil
Jika kita berkata, bahawa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
(1 Yohanes 1:8)
Al-Quran
Sesungguhnya untuk orang-orang yang aniaya ada sebahagian seksa, seumpama bahagian teman-temannya, maka janganlah mereka meminta segerakan (seksa itu). Maka celakalah bagi orang-orang kafir pada hari yang dijanjikan kepada mereka.
(Surah Az-Zariyaat 51:59-60)
Masing-masingnya Kami seksa, kerana dosanya; di antara mereka ada yang kami kirim kepadanya angin taufan (yang mengandungi pasir) dan di antara mereka ada yang diseksa oleh teriakan yang kuat (terus mati) dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan (dalam laut). Allah tiada menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(Surah Al-Ankabuut 29:40)
Dua petikan dari Al-Quran ini mempunyai banyak maklumat tentang peralihan dari dosa ke penghukumannya. Surah Az-Zariyaat 51:59-60 menyatakan bahawa mereka yang jahat dan yang melakukan kejahatan akan dihukum. Kita tidak perlu mendesak Allah menghukum mereka kerana sudah disediakan satu hari yang dahsyat di mana Allah akan mulai menghukumi mereka. Dalam Surah Al-Ankabuut 29:40 kita melihat bahwa Allah akan menangkap setiap orang mengikut dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Ada di antara orang yang dinyatakan dalam ayat ini yang dilontar dengan batu dan yang lain dicengkam pelbagai jenis wabak penyakit. Ada yang ditelan oleh bumi, ada yang mati lemas. Kenyataan di sini ialah bahwa Allah akan mengambil tindakan ke atas dosa-dosa kita. Setiap orang akan dihukum Allah sesuai dengan perbuatannya, dan Allah tidak akan lalai apabila Dia menghukum manusia yang berdosa. Sebaliknya manusia yang berdosa menyalahkan dirinya sendiri dengan berdosa yang akhirnya akan menghasilkan akibat hukuman yang dahsyat.
Ada orang berkata bahwa tidak ada konsep dosa dalam Al-Quran. Akan tetapi ayat-ayat Al-Quran yang baru saja dibaca menafikan tuduhan itu. Ayat-ayat Al-Quran ini menekankan akibat-akibat dosa. Di sini saya huraikan beberapa lagi nas-nas dari Al-Quran untuk membantu anda memahami kebenaran ini bahawa semua manusia sudah pun dicemari dosa.
Al-Quran
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di atas bumi (Adam). Maka jawab mereka itu: Adakah patut Engkau jadikan di atas bumi orang yang akan berbuat bencana dan menumpahkan darah, sedang kami tasbih memuji Engkau dan menyucikan Engkau?
(Surah Al-Baqarah 2:30)
Dalam ayat ini Allah memberitahu malaikat-malaikat sebelum Taman Firdaus diciptakan bahawa Dia akan meletakkan seorang di atas bumi untuk mewakili Dia, iaitu manusia. “Apa?” jawab para malaikat.“Tetapi manusia akan memusnahkan dunia dengan dosa mereka.”
Al-Quran
Kemudian Adam memperoleh beberapa kalimat dari Tuhannya (ia minta ampun), lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Penerima taubat lagi Penyayang.
(Surah Al-Baqarah 2:37)
Keduanya berkata: Ya Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika tidak Engkau ampuni kesalahan kami dan tidak Engkau mengasihi kami tentulah kami orang yang merugi.
(Surah Al-Raaf 7:23)
Tidak ada satupun ayat-ayat tersebut yang menyatakan tentang perbuatan-perbuatan pahala yang akan menyelamatkan kita dari dosa kita. Ayat-ayat ini menyatakan kita berdosa dan jika Allah tidak mengampuni dan menyelamatkan kita, kita akan tanggung akibahnya buat selamanya. Hakikat dosa ini sudah jelas nampak di dalam Al-Quran. Ada orang menyatakan bahwa konon orang Kristen menciptakan konsep dosa ini supaya Isa Al-Masih diperlukan sebagai Penyelamat. Jauh sekali! Karena Nabi Muhammad sendiri menjadi saksi yang menentang hal tersebut :
Lalu keduanya memakan obat itu, maka kelihatanlah kemaluan (aurat) keduanya, lalu keduanya menutupinya dengan daun pohon kayu syurga. Dan Adam mendurhakai Tuhannya, lalu ia jahil (tersesat dan tercela).
(Surah Taahaa 20:121)
Sesungguhnya telah Kami unjukkan amanah ( perintah) kepada langit, bumi dan gunung-gunung, lalu mereka enggan memikulnya dan takut menerimanya, kemudian amanah itu dipikul oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu aniaya lagi jahil (tiada berilmu lagi dicemari dosa).
(Surah Al-Ahzab 33:72)
Kedua-dua ayat ini mengesahkan penyataan Injil dalam Roma 3:23. Ayat-ayat di atas dengan jelas menekankan keadaan semua manusia yang tercemar dan berdosa. Mari kita perhatikan beberapa lagi ayat dari Al-Quran, kitab berautoriti umat Islam.
(Adat mereka itu) seperti ada keluarga Firaun dan orang2 yang sebelumnya. Mereka itu mendustakan ayat2 Kami lalu Allah menyeksa mereka, sebab dosanya dan Allah sangat keras siksaanNya.
(Surah Ali ‘Imran 3:11)
Lalu mereka ditimpa kejahatan (balasan) perbuatan mereka dan turunlah kepada mereka (seksaan) yang mereka perolok-olokkan.
(Surah An-Nahl 16:34)
Kedua-dua ayat ini menunjukkan bahawa dosa-dosa manusia adalah seperti alat ‘boomerang‘. Umat yang memasang perangkap jatuh dalam perangkap mereka sendiri. Dosa-dosa kita akan memerangkap kita. Jika tidak sungguh memahami hakikat dosa ini, dosa yang sama itu menghancurkan kehidupan kita.
Celakalah untuk tiap-tiap orang pembohong lagi berdosa. Ia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya, kemudian ia tetap menyombongkan diri, seolah-olah ia tidak mendengarkannya. Maka berilah ia khabar dengan seksaan yang pedih.
(Surah Al-Jaatsiyah 45:7-8)
Sesudah membaca tulisan ini, saya harap anda sudah sedia untuk mengakui bahwa dosa itu satu kenyataan — suatu fakta yang mempengaruhi manusia sejagat. Mari kita perhatikan sejenak fakta dosa ini. Sebagai seorang Muslim, satu dimensi dosa yang dititik beratkan ialah kesucian atau mengelakkan diri dari apa-apa yang menajiskan. Sebagai seorang Muslim saya percaya anda sadar akan kepentingnya untuk hidup secara “bersih.” Tetapi seperti yang telah dinyatakan oleh Al-Masih Isa, yang lebih penting ialah supaya kita suci secara batin (dari dalam) (Injil, Matius 23:25-28) dan bukanlah pada hal-hal lahiriah (yang dapat dinampakkan dari luar) saja.
Pengajaran al-Masih Isa sangat menekankan kepada kebenaran di dalam batin; seseorang disebut pembunuh bukan ketika orang tersebut memenggal musuhnya dengan sebilah pedang, tetapi menurut al-Masih Isa, pembunuhan itu sudah pun berlaku saat perasaan kebencian dan dengki dirasakan terhadap seorang yang lain. Itulah takrifnya ‘Dosa’ menurut al-Masih Isa ibnu Maryam! Sehingga seorang manusia itu dapat melihat dirinya kotor dari dalam, maka dia tidak akan mempunyai kesadaran dosa yang sebenarnya, dan karena itu akan kurang yakin bahwa dia memerlukan keselamatan daripada Allah.
Apakah saudara dan saudari sedia mengakui bahwa anda memiliki pengaruh dosa di dalam hidupmu ? Jika anda mengakui pernah berdosa, ingin saya bertanya lagi: Apakah, menurut hemat anda, yang dapat mengobati semua akibat-akibat dosa-dosa itu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar