Sering kali kita memasuki rumah yang di dalamnya di sana sini tergantung tulisan ayat-ayat al-Qur’an dengan bingkai yang mewah dan mahal.
Tidak jarang tulisan ayat-ayat suci itu dipadu dengan seni lukis yang dilukis oleh pelukis terkenal dan karenanya menjadi mahal harganya. Begitu pula sering kita lihat kitab suci al-Qur’an dipajang di almari atau rak buku rapi tertata dan tertutup pintu kaca.
Tidak ada yang salah dengan menghiasi rumah dengan kaligrafi ayat-ayat suci al-Qur’an dan memajang al-Qur’an di almari kaca. Hanya saja kalau ayat-ayat al-Qur’an itu hanya menjadi barang pajangan, dan tidak pernah disentuh dan dibacanya, ayat-ayat itu tidak memberi cahaya kepada rumah tangga kita.
Cahaya al-Qur’an dalam Rumah Tangga Kita
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Berilah cahaya pada rumah tanggamu dengansembahyang dan dengan membaca al-Qur’an.”
Hadis di atas menjelaskan perintah Rasulullah SAW kepada kita untuk membaca al-Qur’an, bukan memajang al-Qur’an. Dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an kita dapat menerangi rumah tangga.
Seperti kita ketahui, dalam sebuah rumah tangga biasanya terdiri dari paling tidak suami, istri dan anak-anak. Dengan membaca aya-ayat al-Qur’an semua anggota keluarga akan menjadi terang hatinya.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Daruquthni dari Ans RA, Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah membaca al-Qur’an di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tidak ada orang yang membaca al-Qur’an, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya akan merasa sempit dan susah.”
Pelipur Lara
Salah seorang Sahabat Nabi SAW, Ibnu Mas’ud RA, pada suatu hari pernah didatangi seseorang yang meminta nasehat. Orang itu berkata, “ Wahai Ibnu Mas’ud, berilah aku nasehat yang dapat aku jadikan obat bagi jiwaku yang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut, makan tidak enak dan tidurpun tidak nyenyak.”
Ibnu Mas’ud memberi nasehat, “Bawalah hatimu itu ke tiga tempat, yaitu ke tempat orang yang membaca al-Qur’an, kamu baca al-Qur’an atau kamu dengar baik-baik orang lain yang membacanya; atau kamu pergi ke perkumpulan orang yang mengingatkan hati kepada Allah SWT;
Atau kamu cari waktu dan tempat yang sepi, di sana kamu berkhalwat menyembah Allah, misalnya di tengah malam ketika orang sedang tidur nyenyak, kamu bangun menunaikan sholat malam, memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketenteraman fikiran dan kemurnian hati.
Seandainya jiwamu juga belum terobati dengan cara ini, kamu minta kepada Allah SWT, agar diberi-Nya hati yang lain, karena hati yang kamu miliki, bukan lagi hatimu.”
Ketika orang itu pulang ke rumahnya dan mempraktekkan nasehat Ibnu Mas’ud RA, yaitu membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan hati yang khusyu’, orang itu merasakan berangsur-angsur jiwanya menjadi tenang, tenteram dan tidak gelisah lagi.
Pahala Membaca al-Qur’an
Salah satu kelebihan kitab Suci al-Qur’an adalah, membacanya saja sudah mendapatkan pahala. Mengenai hal ini Ali bin Abi Thalib RA mengatakan bahwa tiap orang yang membaca al-Qur’an dalam sholat, akan mendapat pahala lima puluh kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang dilafalkannya.
Bagi yang membacanya di luar sholat dengan berwudhu’, pahalanya dua puluh lima kebajikan untuk tiap huruf yang diucapkannya. Dan bagi yang membacanya di luar sholat dengan tidak berwudhu, pahalanya sepuluh kebajikan untuk tiap huruf yang dibacanya.
Demikianlah sebagian keutamaan ayat-ayat al-Qur’an. Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk selalu membaca dan mengamalkan isinya sehingga ada cahaya kedamaian, ketenteraman dan kasih sayang dalam rumah tangga kita. Amin. [sumber]
blog. . Yang isinya bagus dan insya Allah mendapat Cahaya
BalasHapus