1. Ditemukannya God Particle
Seperti dilansir situs iptek Live, AS, beberapa penemuan akan God Particle (Partikel Tuhan), terungkapnya rahasia otak manusia, layanan internet gratis bagi negara berkembang, pembuktian eksistensi planet menyerupai bumi di luar tata surya kita ini, ditemukannya penyebab penularan wabah penyakit pada hewan, penelusuran terhadap hubungan antara sifat dan gen, kehidupan domain keempat, dan lain-lain, merupakan terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi yang patut dinantikan oleh manusia.
Higgs Boson, atau yang dikenal dengan istilah God Particle, adalah semacam spinnol boson seperti model yang diramalkan dalam ilmu fisika partikel, yang hingga saat ini belum dapat diamati dalam percobaan. Partikel ini juga merupakan satu-satunya partikel yang belum ditemukan dalam model standar. Jika eksperimen pengamatan Higgs boson ini berhasil dilakukan, maka akan dapat membantu menjelaskan mengapa eksis massa pada semua benda di alam semesta ini?
Teori yang menyatakan Higgs boson memiliki semua partikel massa terbentuk pada 1964, namun hingga saat ini belum ada penemuan. Saat ini ilmuwan berpendapat, mesin Hadron Collider yang terdapat di Pusat Riset Nuklir Eropa, akan dapat digunakan untuk meneliti apakah Higgs boson ini eksis atau tidak. Ilmuwan fisika partikel di Pusat Riset Nuklir Eropa, Christoph Rembser mengatakan, “Jika Tuhan mengizinkan, pada 2011 ini kita akan dapat menemukan Higgs boson!”
2. Ungkap misteri otak manusia
X Prize Foundation AS yang mendorong inovasi pada 2011 ini akan menyediakan hadiah besar senilai 10 juta dolar AS sebagai motivasi bagi para ilmuwan agar melakukan terobosan dalam bidang teknologi neurologi otak besar. Tantangan pertama mungkin adalah rancangan pendidikan neurologi, rancangan tersebut bertujuan untuk mengungkap proses pembelajaran otak besar, dan pada akhirnya memperbaiki efektivitas belajar para pelajar.
Hadiah berikutnya mungkin akan digunakan untuk memotivasi penelitian untuk memperbaharui teknologi baru seperti sensor virtual, yakni manusia hanya perlu mengerahkan otak tanpa perlu menggerakkan tangan dan kaki untuk dapat berinteraksi menggunakan komputer. Di saat yang sama juga akan diberikan hadiah untuk mempercepat penelitian terhadap penyakit Alzheimer. Juga mungkin akan diberikan hadiah untuk mendorong penelitian teknologi baru untuk membantu para penderita cedera tulang belakang agar kembali normal.
3. Beli satelit wujudkan layanan internet gratis
Kosta Grammatis tidak ingin melihat internet hanya menjadi barang mewah bagi hak manusia, ia mendapati bahwa di abad ke-21 ini masih begitu banyak orang yang tidak dapat menikmati internet sebagai suatu alat informasi yang sangat kuat. Ia berencana untuk membeli sebuah satelit, dan mengerakkannya pada suatu orbit baru di luar angkasa agar dapat memberikan layanan internet gratis pada negara-negara berkembang. Organisasi non-profit yang dibentuknya bernama “A Human Right”, kini sedang mengumpulkan sumbangan sebesar 150 ribu dolar AS untuk merampungkan rencana bisnis satelit ini.
Sasaran pembeliannya adalah satelit Terrestar-1, lalu satelit itu akan diorbitkan ke wilayah yang situasi penerimaan internetnya tidak baik seperti Papua Nugini atau Afrika.
4. Planet serupa Bumi di luar tata surya kita
Planet menyerupai bumi di luar tata surya adalah sebuah planet batu karang yang volume dan besarnya menyerupai planet bumi yang kita tempati sekarang ini, tetapi letaknya di luar tata surya kita. Hingga saat ini planet tersebut hampir semuanya adalah planet berwujud gas, karena planet berwujud gas berukuran lebih besar dan mudah ditemukan keberadaannya. Namun ada juga sejumlah planet lain di luar tata surya kita yang disimpulkan sebagai planet menyerupai bumi.
April 2007, sebuah tim yang terbentuk dari 11 orang ilmuwan Eropa mengumumkan ditemukannya sebuah planet menyerupai bumi di zona dapat huni dan memiliki suhu yang mirip dengan bumi. Para astronom menggunakan teropong La Silla di Observatorium Eropa Selatan yang terletak di Chili, berhasil menemukan sebuah planet yang mengitari Gliese 581. Planet temuan baru ini diberi nama Gliese 581c. Massanya sekitar 5 kali massa bumi, dan dikelompokkan sebagai planet bumi super.
Planet ini hanya berjarak sekitar 20 tahun cahaya dari bumi. Penemunya masih belum bisa memastikannya sebagai planet batu karang yang menyerupai bumi, atau berupa planet dengan permukaan air yang membeku. Jika planet ini benar-benar adalah planet batu seperti bumi, maka dengan teori modern saat ini dapat disimpulkan bahwa diameternya sekitar 1,5 kali diameter bumi, tapi jika planet ini merupakan bola es maka diameternya lebih besar lagi.
Astronom dari Kampus Santa Cruz University of California AS, Steven Vogt, memimpin tim peneliti yang menemukan planet GJ581g, masa rotasinya 37 hari, dan massanya sekitar 3-4 kali lipat massa bumi, dengan diameter sekitar 1,2 - 1,4 kali diameter bumi, dan Vogt menyebutnya sebagai planet yang paling memenuhi kondisi sebagai planet yang mirip dengan bumi.
5. Telusuri sifat manusia melalui genetik
Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa faktor genetik sangat erat hubungannya dengan sifat dan perilaku manusia. Genetik dapat menentukan temperamental manusia, dapat menentukan perilaku seksual manusia, dan bahkan juga dapat menentukan apakah yang bersangkutan merupakan seorang penganut liberalisme.
Para peneliti menyebutkan bahwa memahami secara mendalam kompleksitas interaksi genetika manusia dengan lingkungannya sangatlah penting.
David Goldman, seorang pakar ilmu genetika dari Asosiasi Kecanduan dan Keracunan Alkohol Nasional AS, yang berkecimpung dalam penelitian mengenai temperamental genetik mengatakan, “Saat ini kita telah memasuki suatu era baru penelitian genetika! Kami akan meneliti hubungan antara gen dengan protein, terutama terhadap gen yang mudah menyebabkan rasa sedih, dan perasaan mudah depresi, dari situ ditemukan kaitan antara penderita Schizrophenia dan Autis dengan gen tersebut. Dilihat dari sudut tertentu, saya berpendapat penelitian terhadap gen yang bersifat revolusioner akan segera muncul!”
6. Teliti “budaya” makhluk lain
Ilmuwan akan terus mendalami penelitian terhadap ciri khas perilaku kelompok hewan di alam, untuk dapat lebih memahami bagaimana hewan-hewan saling mempelajari “budaya” masing-masing kelompok satu sama lain seperti layaknya manusia.
Pada 2011, AS akan meneruskan kontrak dengan Diana Reiss dari Hunter College dan para kolega penelitinya untuk meneliti bagaimana lumba-lumba mempelajari siulan baru, yang merupakan salah satu cara mereka untuk berkomunikasi satu sama lain, yang sangat berguna bagi kelompoknya. [sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar