Dari kutipan buku Imam Abdurrahman bin Ahma al-Qadhi, Daqiqul Akhbar yang dikutip oleh penulisnya, mayit yang menuliskan amalnya yang jelek maka ia akan dibukakan pintu neraka, ia lalu melihat tempatnya di Neraka. Ia mengecap (mencap, menandai) dengan kukunya dan menggnatungkannya di leher amalan baik dan buruk yang ditulisnya dan menggantungkannya di lehernya sampai hari kiamatmaka ia terus dalam keadaan seperti itu sampai datangnya hari kiamat (hlm 127-129). Sumber inspirasi tulisan tentang hari pertama sampai hari ke tujuh ini di dominasi oleh hadis dan cerita-cerita yang bisa membuat bergidik. Unsur menakut-nakuti cukup terasa. Wajarlah kita takut dan tentunya diharapkan karenanya kualitas keimanan kita dapat ditingkatkan.
Penjelasan tentang melihat tempatnya di neraka sampai hari kiamat dan tetap dalam keadaan itu bersumber dari hadis/buku yang dikutip penulis. Di Al Qur’an sendiri tidak ada penjelasan kondisi seperti diceritakan, tapi jelas pula seperti pada cover buku ini. Ditulis pula ayat 36:52 seperti dikutip di awal :”… siapakah yang membangkitkan kami dari tidur kami…” Jadi penjelasan hari pertama ini berbeda dengan ayat yang dikutip. Sayang penulisnya tidak menjelaskan lebih terinci perbedaan ini atau menjelaskan beberapa keadaan yang didapat dari nikmat, siksa kubur, nikmat kubur, dan saat dibangkitkan serta perjalanan setelah hari pengadilan. Runtutan ini bisa membuat esensi dan pemaknaan buku ini terhadap “misteri” akan lebih bernilai karena runtutan logis dalam kombinasi ayat dan hadis tentulah harus berkesuaian.
Lepas dari hal ini, secara keseluruhan buku ini inspiratif dan mengingatkan agar tidak terlena pada dunia, tidak memutuskan pahala yang masih bisa diraih walaupun kita sudah masuk alam kubur.
Selebihnya, buku ini memang mengingatkan saya betapa pentingnya untuk setiap saat memposisikan diri dalam kerangka bahwa hidup ini adalah fana, semu, penuh tipu daya sehingga mengisinya dengan amal shalih menjadi sasaran pokoknya jangan kita lupakan. Negeri akhirat adalah negeri yang dijanjikan Allah, kita berharap rahmat dan ampunanNya untuk tiba ke sana dengan selamat.
Tekanan Sakratul Maut.
Rankaian ayat yang cukup penting untuk diperhatikan oleh orang beriman :
QS 6: 93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. 94. Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).
QS 56:83. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, 84. padahal kamu ketika itu melihat,85. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, 86. maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?, 87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
Uraian selanjutnya, menjelaskan betapa beratnya berhadapan dengan sakratul maut. Sejumlah hadis dan memang Al Qur’an juga sudah menjelaskan betapa beratnya seseorang berhadapan dengan sakratul maut.
Sebuah hadis meriwayatkan (HR Bukhari, Abu Dawud, Nasa’i) dijelaskan oleh penulisnya (hlm 130) :
Sesungguhnya seorang hamba jika sudah diletakkan di kuburannya, lalu para sahabatnya pergi, maka ia pasti mendengar suar langkah dari sandal sahabatnya. KEtika mereka sudahpergi, maka datanglah kepadanya dua malaikat, kemudia mereka berdua (malaikat) mendudukkannya dan berkata kepadanya, “Apa yang kamu katakan dalam masalah laki-laki ini, Muhammad?”
Adapun orang yang beriman maka ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.’Kemudian diucapkan,’Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menggantinya kepadamu tempat di surga.’Kemudian mereka melihatnya semua.
“Adapun orang kafir dan munafik, maka ia berkata,’Aku tidak tahu, aku berkata seperti apa yang dikatakan manusia.’Kemudian dikatakan, ‘Kamu tidak mengetahui dan kamu tidak membaca?’ Kemudian, ia dipukul satu pukulan dengan palu dari besi antara dua telinganya, kemudia ia menjerit yang bisa didengar orang sekitarnya kecuali jin dan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar